INAPOSS (Indonesian Pediatric Ophthalmology and Strabismus Society) - Mendukung Penanganan Mata Juling

INAPOSS mengapresiasi kegiatan sosial yang fokus pada penanganan mata juling yang dilaksanakan di RS Mata JEC @ Menteng, terutama dalam memperingati World Sight Day 2023 yang jatuh setiap 12 Oktober. Secara global, prevalensi mata juling diperkirakan mencapai 1,93 persen, yang melibatkan lebih dari 148 juta individu.

Strabismus tidak hanya memberikan tekanan psikologis pada penyandangnya, tetapi juga berpotensi menimbulkan gangguan penglihatan lain seperti ambliopia. Ambliopia, yang dikenal dengan mata malas, dapat mengakibatkan berbagai tingkat keparahan gangguan penglihatan dengan risiko mencapai 50-73 persen. Ini sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup penderitanya.

Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K), dokter spesialis mata anak dan mata juling konsultan, mengatakan masyarakat cenderung memiliki prasangka dan kesalahpahaman terhadap penyandang mata juling. Stereotip dan stigma yang keliru ini meningkatkan tekanan psikologis yang dihadapi penyandang strabismus. Selain itu, gangguan penglihatan seperti ambliopia bisa mengancam, dengan sekitar 90 persen kasus ambliopia disebabkan oleh strabismus.

Kurangnya pemahaman mengenai ambliopia merupakan tantangan tersendiri. Ambliopia menyebabkan ketidakmampuan mata untuk bekerja sama secara sejajar, yang berakibat pada perbedaan kemampuan penglihatan antara mata kiri dan kanan. Ini tentunya berdampak pada produktivitas individu.

Pelaksanaan inisiatif sosial ini berlangsung sepanjang Oktober 2023, dengan sasaran 30 penerima manfaat. Prosesnya memerlukan persiapan yang intensif dan melibatkan ahli medis yang kompeten, termasuk tim anestesi dan perawatan pasien.

Sebagai inisiatif pertama di Indonesia, program ini telah mendapatkan perhatian dari profesional kesehatan mata di seluruh negeri. Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin banyak profesional kesehatan mata yang terinspirasi untuk melakukan kegiatan serupa, dengan tujuan mencapai lebih banyak penerima manfaat.

Ketua INAPOSS, Dr. dr. Feti Karfiati Memed, SpM(K), MKes, menekankan pentingnya inisiatif semacam ini dalam membantu masyarakat, khususnya anak-anak yang mengalami strabismus. "Di INAPOSS, kami sepenuhnya menyadari dampak strabismus pada perkembangan anak, baik dari segi fisik maupun psikologis. Upaya seperti ini sangat sesuai dengan misi INAPOSS untuk meningkatkan advokasi dan perawatan strabismus di Indonesia," tuturnya.